Thursday, March 24, 2016

#PadangBanjir - Selasa, 22 Maret 2016

Moment berbeda datang. Kali ini rumah dilanda banjir. Berawal dari hujan yang cukup deras tanpa henti mengguyur kota Padang. Hingga akhirnya banyak sungai yang meluap, ada 3 injeks PDAM yang jebol yang membuat Padang terendam banjir. Pada saat yang bersamaan listrik mati. Listrik mati 36 jam, sengaja dipadamkan untuk menghindari konsleting listrik.

Saya tinggal bersama mertua. Kebetulan malam itu memang hujan sangat deras. Tapi tidak pernah terlintas sedikitpun akan terjadi banjir. Dari cerita mama mertua, sudah hampir 14 tahun tinggal di komplek ini, belum pernah sekalipun banjir. Baru kali ini ada banjir yang ketinggiannya mencapai 60cm. Mama mertua cerita, jam 3.00 am shalat tahajud, dan rumah masih kering. Hujan cukup deras. Sebelum adzan subuh ada mobil yang menyalakan klakson ke arah rumah. Saya bangunkan suami, suami sempat buka pintu, dan bilang "gda apa-apa mii" dan si papi pun tidur lagi.
Adzan subuh, terdengar suara Adit, anak depan rumah teriak ke tetangga sebelahnya. Saya bangunkan lagi si papi. Sambil merem papii bilang "ah adit baru pulang shalat subuh itu". Tak cukup 5 menit, papa dan mama mertua teriak-teriak panggil si papii.. "Abang, abang, abang". Si papii panik dan keluar. Mama mertua masih teriak, "abang, rumah kebanjiran". Saya langsung turun dari kasur. Dan benar saja, rumah yang posisinya lebih rendah dari kamar kami sudah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Mobil yang kebetulan parkir didepan rumah juga sudah terendam banjir. 

Nadheera yang baru bangun masih bingung. Apa itu banjir? Suasana masih gelap jadi belum bisa melihat kondisi air, dan hujan masih turun. Saat mulai terang, Nadheera melihat air yang banyak langsung bilang "aa'" . Biasanya Nadheera sangat excited melihat air yang banyak, kali ini tidak, karena airnya kotor. Dan Nadheera anak yang tidak suka kotor.

Dari banjir kemarin, kasur di 2 kamar terendam banjir, lemari pakaian, sepatu, buku-buku pelajaran Hadi (adik ipar), mesin jahit mama mertua, peralatan elektronik (kulkas dan mesin cuci), terendam banjir. Bahkan saat dilanda panik, rice box pun lupa dievakuasi. Walhasil pasca banjir, bau tidak sedap dari lemban tadi menyengat. 

Dari banjir kemarin pun, beberapa daerah ada yang lebih parah, bahkan banyak jalur transportasi yang terputus. Saya membaca Harian Singgalang via twitter, banyak rumah terendam banjir, ada anak kecil yang hanyut, jembatan amblas, jalur Padang - Bengkulu pun longsor. 

Banjir baru surut sekitar tengah hari. Dan mulai bebenah. Rumah lain di komplek sudah bebersih duluan, sedangkan kami lebih lambat karena surut nya lama. Bebenah pun disambung hari ini. Membersihkan pakaian yang sudah terendam banjir. Membuang sisa sampah pada tempatnya.

Jika memiliki bayi dan rumah sedang dilanda banjir.. Ini tips yang mungkin bisa membantu. 
1. Jangan biarkan anak bermain air karena kuman dimana-mana
2. Pakaikan pakaian yang nyaman dan jika hujan pakaikan baju hangat
3. Selalu sedia minyak telon
4. Jika banjir parah, segera evakuasi anak agar lebih aman dan terhindar dari bahaya
5. Jauhkan dari listrik
6. Usahakan anak tetap makan makanan bergizi. 
7. Sediakan 1 tas khusus untuk anak yang didalamnya ada diapers, baju ganti, selimut, susu, dan minyak telon (jika ini masih tersedia/tidak terendam banjir)
8. Jangan lepaskan gendongan atau membiarkan anak bermain sembarangan. Selalu bersama anak agar anak merasa terlindungi, dan menghindari trauma.

Alhamdulillah bebersih sudah 85% selesai. Tinggal sisa-sisa menjemur pakaian yang terendam banjir. Bagi masyarakat Kota Padang yang senasib dengan saya, ayo kita sama-sama menjaga kebersihan kota. Kebersihan lingkungan kita. Mulailah dari diri sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi 😃 Banyak hikmah dari kejadian ini. Allah memberikan peringatan kepada kita untuk menjaga alam agar lestari. Hikmah lain adalah membersihkan rumah hingga 'bersih'. 

~Suci Mairozasya~

No comments:

Post a Comment