Berawal dari kekesalan saya sebagai salah satu pengguna jalan raya di Kota Padang Tercinta ini. Sebagai sesama pengguna jalan dan sebagai warga negara yang bayar pajak kita semua berhak menggunakan jalan raya. Bahkan yang tidak bayar pajak pun juga menggunakan jalan raya.
Dari beberapa survei kecil-kecilan yang saya lakukan, setiap hari dalam beberapa waktu belakangan, maka di Kota Padang ada beberapa tipe pengguna jalan raya. Saya mengelompokkan berdasarkan kepemilikan.
1. Transportasi Umum
a. Angkutan Kota (angkot)
Pengguna jalan raya yang pertama adalah angkot. Semua orang di Sumatera Barat pasti tahu bagaimana angkot di Kota Padang dalam pemanfaatan jalan raya. Angkot adalah transportasi yang supirnya seperti mantan pembalap F1. Tak jarang pula melanggar rambu lalu lintas. Pengemudi suka berhenti mendadak tanpa menyalakan lampu peringatan sebelumnya, bahkan menurunkan penumpang nyaris ditengah jalan.
Jika bersisian di jalan raya dengan angkot, lebih baik mengalah. Kalau pengendara motor terserempet oleh angkot, maka di pengemudi angkot yang akan marah duluan. Aneh!!
Jika tinggal di Padang atau pernah ke Padang, siapkanlah telinga mendengar suara klakson angkot yang membahana. Suara knalpot yang berisik. Dan Supir nya yang mantan pembalap.
b. Trans Padang
Jakarta punya Trans Jakarta, maka Padang punya Trans Padang. Belum memiliki jalur khusus seperti Trans Jakarta, namun bus Trans Padang memiliki koridor sendiri untuk jalurnya dan halte khusus. Pengemudi Trans Padang sejauh yang saya perhatikan dan pernah saya tumpangi tidak ada masalah dalam pemanfaatan jalan raya, hanya saja dari penumpang yang membludak tiap paginya membuat beberapa halte jadi ramai. Tak jarang juga mengundang kemacetan.
c. Bus Kota
Sejak Trans Padang beroperasi, bus kota di Padang sempat tidak beroperasi karena ada pelarangan. Tapi beberapa bulan belakangan bus kota sudah kembali beroperasi. Bus kota di Padang memiliki soundsystem nyaris seperti pub, sangat dahsyat. Dari usia moda pun juga mulai tak layak jalan, asap hitam sebagai polusi kendaraan. Karena bus kota tidak memiliki halte khusus seperti Trans Padang, bus kota penurun dan menaikkan penumpang di pinggir jalan. Jika ada perbaikan drainase dan ada penyempitan jalan, maka bus kota dan angkot adalah salah satu pemicu utama kemacetan.
d. Taksi
Ada beberapa perusahaan taksi yang ada di kota Padang. Taksi resmi dengan argo resmi, dan ada taksi yang tidak resmi dengan argo tawar menawar. Dalam hal ketertiban jalan raya saya secara pribadi tidak memiliki masalah dengan transportasi ini.
2. Transportasi Milik Negara
Trasnportasi yang saya maksud adalah mobil dinas ber plat merah. Ada juga transportasi milik instansi TNI dan Kepolisian. Sepanjang saya menggunakan jalan raya, mobil plat merah yang beredar di jalan raya tak jarang mengundang kekesalan. Mungkin si penguna mobil buru-buru, tapi apa pengendara lain juga tidak buru-buru. Pernah saya beriringan dengan mobil plat merah yang hobi klakson-klakson minta diberi jalan, padahal ada kemacetan. Pernah juga parkir sembarangan dibahu jalan, mengabaikan marka jalan. Tidak semua sih pengguna plat merah yang melakukan pelanggaran, tapi ada. Mungkin ada yang pernah menemukan yang saya temukan di jalan raya. Berbeda dengan mobil bersirine. Bikin parno dan deg-degan dijalan. Contoh mobil patroli polisi yang sirine nya berbunyi sepanjang jalan. Apakah itu lagi mengawal pejabat, ataupun hanya mau lewat saja. Dan saya secara reflek selalu menggumam, keadilan berjalan raya bagi seluruh mobil milik negara.
3. Transportasi Milik Pribadi
a. Mobil Pribadi
Kepemilikan mobil pribadi di Kota Padang saat ini meningkat. Tipe pengemudi mobil pribadi sangat beragam. Bahkan ada yang menyerupai supir angkot, bedanya tidak menaikkan atau menurunkan penumpang di pinggir jalan. Persamaannya, knalpot yang tidak standar a.k.a berisik, mobil yang diceperin padahal jalan di kota padang tidak semulus paha personil JKT 48. Pengguna mobil pribadi lainnya adalah ibu-ibu yang baru mahir mengendarai mobil. Harus bersabar dan harus sigap dalam menghindari jika hampir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pengemudi lainnya juga, saat di traffic light, lampu belum berubah hijau, sudah klakson sana-sini takut ga kebagian jalan. Heran!!
b. Motor
Pengendara motor di kota Padang banyak tipe. Mungkin dari pembaca yang berada di kota Padang, tipe pengendara motor 1001 macamnya. Dan yang paling hits adalah ibu-ibu yang menyalakan lampu sen kanan, padahal mau belok kiri, mendadak berhenti tanpa pakai lampu peringatan. Atau anak SD yang diberi fasilitas motor oleh orangtuanya. Anak SMP yang baru bisa bawa motor, yang ditilang polisi nangis. Pengendara lain juga suka nyalip padahal lagi macet. Ga mau ngalah jika lagi ada kemacetan. Saya sebagai pengguna jalan pun harus banyak bersabar walopun kadang jika saya buru-buru suka nyalip, tapi nyalip dengan cara yang normal tanpa harus memaksakan harus masuk antara sela-sela mobil yang sempit.
c. Becak Motor
Nah, ini yang agak bikin saya 'lumayan' kesal. Pada BPKB dan STNK roda dua, sim nya C (klo ada), dan pada kenyataannya roda tiga. Tidak jarang tanpa lampu peringatan, bahkan motornya pun tak layak jalan, pengguna tak pakai helm. Pada jalan protokol, suka ugal-ugalan dan membawa barang melebihi kapasitas. Jika terjadi kecelakaan, masuk kantor polisi, pengendara ketauan ga bayar pajak. Ini saya pernah mengalaminya. Setidaknya jika masih diberi ijin, jalur yang dilewati juga harus dibatasi. Tidak untuk menyalahkan, hanya saja agar lebih tertib.
Sebagai sesama pengguna jalan raya, kita harus saling menghormati, menghargai, toh kita sama-sama bayar pajak (atau mungkin ada yang tidak bayar pajak). Tertib lah dalam berlalu lintas, demi keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, dan terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
~Suci Mairozasya~
d. Taksi
Ada beberapa perusahaan taksi yang ada di kota Padang. Taksi resmi dengan argo resmi, dan ada taksi yang tidak resmi dengan argo tawar menawar. Dalam hal ketertiban jalan raya saya secara pribadi tidak memiliki masalah dengan transportasi ini.
2. Transportasi Milik Negara
Trasnportasi yang saya maksud adalah mobil dinas ber plat merah. Ada juga transportasi milik instansi TNI dan Kepolisian. Sepanjang saya menggunakan jalan raya, mobil plat merah yang beredar di jalan raya tak jarang mengundang kekesalan. Mungkin si penguna mobil buru-buru, tapi apa pengendara lain juga tidak buru-buru. Pernah saya beriringan dengan mobil plat merah yang hobi klakson-klakson minta diberi jalan, padahal ada kemacetan. Pernah juga parkir sembarangan dibahu jalan, mengabaikan marka jalan. Tidak semua sih pengguna plat merah yang melakukan pelanggaran, tapi ada. Mungkin ada yang pernah menemukan yang saya temukan di jalan raya. Berbeda dengan mobil bersirine. Bikin parno dan deg-degan dijalan. Contoh mobil patroli polisi yang sirine nya berbunyi sepanjang jalan. Apakah itu lagi mengawal pejabat, ataupun hanya mau lewat saja. Dan saya secara reflek selalu menggumam, keadilan berjalan raya bagi seluruh mobil milik negara.
3. Transportasi Milik Pribadi
a. Mobil Pribadi
Kepemilikan mobil pribadi di Kota Padang saat ini meningkat. Tipe pengemudi mobil pribadi sangat beragam. Bahkan ada yang menyerupai supir angkot, bedanya tidak menaikkan atau menurunkan penumpang di pinggir jalan. Persamaannya, knalpot yang tidak standar a.k.a berisik, mobil yang diceperin padahal jalan di kota padang tidak semulus paha personil JKT 48. Pengguna mobil pribadi lainnya adalah ibu-ibu yang baru mahir mengendarai mobil. Harus bersabar dan harus sigap dalam menghindari jika hampir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pengemudi lainnya juga, saat di traffic light, lampu belum berubah hijau, sudah klakson sana-sini takut ga kebagian jalan. Heran!!
b. Motor
Pengendara motor di kota Padang banyak tipe. Mungkin dari pembaca yang berada di kota Padang, tipe pengendara motor 1001 macamnya. Dan yang paling hits adalah ibu-ibu yang menyalakan lampu sen kanan, padahal mau belok kiri, mendadak berhenti tanpa pakai lampu peringatan. Atau anak SD yang diberi fasilitas motor oleh orangtuanya. Anak SMP yang baru bisa bawa motor, yang ditilang polisi nangis. Pengendara lain juga suka nyalip padahal lagi macet. Ga mau ngalah jika lagi ada kemacetan. Saya sebagai pengguna jalan pun harus banyak bersabar walopun kadang jika saya buru-buru suka nyalip, tapi nyalip dengan cara yang normal tanpa harus memaksakan harus masuk antara sela-sela mobil yang sempit.
c. Becak Motor
Nah, ini yang agak bikin saya 'lumayan' kesal. Pada BPKB dan STNK roda dua, sim nya C (klo ada), dan pada kenyataannya roda tiga. Tidak jarang tanpa lampu peringatan, bahkan motornya pun tak layak jalan, pengguna tak pakai helm. Pada jalan protokol, suka ugal-ugalan dan membawa barang melebihi kapasitas. Jika terjadi kecelakaan, masuk kantor polisi, pengendara ketauan ga bayar pajak. Ini saya pernah mengalaminya. Setidaknya jika masih diberi ijin, jalur yang dilewati juga harus dibatasi. Tidak untuk menyalahkan, hanya saja agar lebih tertib.
Sebagai sesama pengguna jalan raya, kita harus saling menghormati, menghargai, toh kita sama-sama bayar pajak (atau mungkin ada yang tidak bayar pajak). Tertib lah dalam berlalu lintas, demi keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, dan terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
~Suci Mairozasya~
No comments:
Post a Comment